Ferrari Siapkan Inovasi Ekstrem untuk GP Abu Dhabi F1 2024

https://artboxdesign.biz

Ferrari bertekad untuk terus bersaing merebut gelar juara konstruktor Formula 1 musim 2024 hingga balapan penutup di GP Abu Dhabi, meskipun mereka tertinggal 21 poin dari rival beratnya, McLaren. Scuderia Ferrari tengah mengerahkan segala upaya untuk memaksimalkan potensi mobil SF-24 dan menghidupkan peluang meraih gelar yang telah lepas dari genggaman mereka sejak tahun 2008.

Tantangan Ferrari di Yas Marina

GP Abu Dhabi selama ini tidak menjadi sirkuit yang ramah bagi Ferrari. Namun, lintasan Yas Marina dinilai lebih bersahabat dibandingkan dengan sirkuit Qatar yang memiliki suhu lebih dingin dari biasanya. Prakiraan cuaca menunjukkan suhu rata-rata 28 derajat Celsius, kondisi ideal untuk Ferrari mengoptimalkan mobil mereka.

Kedua tim pesaing, Ferrari dan McLaren, akan bersaing dengan peluang yang relatif seimbang. McLaren, yang memimpin klasemen konstruktor, akan bermain aman, sementara Ferrari membawa pendekatan agresif dengan serangkaian inovasi aerodinamika ekstrem pada SF-24 mereka.

Strategi Ekstrem Ferrari

Prinsipal tim, Fred Vasseur, telah menekankan pentingnya menjaga tekanan hingga akhir musim. Ferrari diperkirakan akan menurunkan SF-24 dengan pengaturan aerodinamika serendah mungkin, memanfaatkan permukaan lintasan Yas Marina yang halus seperti meja biliar.

“Kami telah mencoba simulasi pengaturan rendah, dan solusi ini memberikan hasil yang menjanjikan. Ferrari akan tampil menyerang di Abu Dhabi,” ungkap sumber internal tim.

Solusi baru pada bagian bawah mobil yang diuji oleh Charles Leclerc di Losail juga akan diterapkan, meskipun pembalap Spanyol Carlos Sainz sebelumnya menolak penggunaannya di GP Las Vegas. Strategi ini menunjukkan bahwa Ferrari tidak segan mengambil risiko demi mengejar hasil maksimal.

Analisis Keandalan dan Risiko Ban

Ferrari juga mempelajari insiden yang melibatkan kerusakan ban pada balapan sebelumnya. Analisis internal menunjukkan bahwa tidak ada serpihan kaca spion dari mobil Williams atau benturan dengan Sauber yang menjadi penyebab utama kerusakan ban. Sebaliknya, ausnya ban diduga akibat batas ketahanan ban yang telah mencapai titik maksimum.

Tim memastikan langkah pencegahan akan dilakukan untuk menghindari masalah serupa di Abu Dhabi, termasuk pengelolaan lebih ketat terhadap pemakaian ban selama balapan.

Power Unit Siap Dimaksimalkan

Ferrari juga akan memanfaatkan unit daya (power unit) secara maksimal di Abu Dhabi. Mereka percaya bahwa McLaren, yang menggunakan mesin Mercedes, akan lebih berhati-hati untuk menjaga keandalan mesin mereka. Charles Leclerc diharapkan dapat memanfaatkan setiap peluang, meskipun unit daya keempat yang digunakan sejak GP Belanda menunjukkan tanda-tanda kelelahan.

“Unit daya kami, termasuk sistem hibrida, akan didorong hingga performa puncaknya. Kami siap mengambil risiko demi hasil terbaik,” ungkap perwakilan Ferrari.

Harapan Ferrari dan Potensi Kesalahan McLaren

Meskipun peluang Ferrari tampak tipis, Scuderia tetap optimistis. Mereka percaya bahwa jika Lando Norris dan Oscar Piastri tidak tampil sempurna, McLaren bisa melakukan kesalahan yang membuka peluang bagi Ferrari.

“Kami tidak akan menyia-nyiakan peluang sekecil apa pun. Di Formula 1, semuanya bisa berubah dalam sekejap,” ujar salah satu anggota tim Ferrari.

Ferrari datang ke Abu Dhabi dengan tekad besar untuk melanjutkan perjuangan mereka hingga detik terakhir. Dengan inovasi aerodinamika baru, strategi ekstrem, dan optimasi power unit, mereka berharap dapat memberikan tekanan maksimal kepada McLaren.

Namun, jika Norris dan Piastri mampu tampil sempurna, peluang Ferrari untuk membalikkan keadaan akan menjadi tugas yang hampir mustahil. Balapan di Yas Marina akan menjadi ajang terakhir bagi Ferrari untuk membuktikan kemampuan mereka di musim 2024.

Lando Norris Akui Buat McLaren Kecewa Dengan Performa Di GP Qatar

Pada 2 Desember 2024, Lando Norris mengungkapkan kekecewaannya setelah hasil buruk yang diraih McLaren di Grand Prix Qatar. Dalam balapan yang digelar di Sirkuit Internasional Losail, McLaren, yang sebelumnya berharap bisa kembali tampil kompetitif, justru harus menghadapi kenyataan pahit. Lando Norris, yang menjadi pembalap utama tim, merasa bahwa performa tim di Qatar sangat jauh dari ekspektasi. Meskipun McLaren telah melakukan berbagai perbaikan sepanjang musim, hasil di GP Qatar menunjukkan bahwa tim masih memiliki pekerjaan rumah besar.

Setelah balapan, Lando Norris tidak ragu untuk menyatakan bahwa McLaren tidak tampil baik di GP Qatar. Pembalap asal Inggris itu mengakui bahwa timnya gagal mengoptimalkan mobil, terutama dalam hal kecepatan dan stabilitas selama balapan. Norris, yang sempat berharap bisa menembus posisi depan, hanya bisa finis di posisi yang jauh dari harapan. “Kami tidak punya kecepatan yang cukup, dan itu sangat mengecewakan, terutama setelah apa yang telah kami capai sebelumnya,” ujar Norris dalam wawancara pasca-balapan. Kekurangan performa ini membuat McLaren semakin sulit bersaing dengan tim-tim besar lainnya.

Bagi McLaren, hasil ini menjadi pukulan telak setelah beberapa performa positif yang mereka raih pada awal musim 2024. Tim yang bermarkas di Woking ini sebelumnya sempat menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan mobil, namun hasil di GP Qatar menunjukkan bahwa pengembangan tersebut belum cukup untuk menghadapi tantangan di trek dengan karakteristik seperti Losail. Beberapa masalah teknis dan strategi juga menjadi sorotan, dan tim diharapkan segera melakukan evaluasi untuk memperbaiki performa mereka sebelum balapan berikutnya.

Meski kecewa dengan hasil di Qatar, Lando Norris tetap optimis dengan sisa musim 2024. Dia menegaskan bahwa McLaren perlu bekerja keras untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan yang ada. “Kami tahu bahwa mobil ini memiliki potensi, tetapi kami harus lebih konsisten dalam performa. Ini bukan tentang satu balapan, tetapi tentang bagaimana kami bisa kembali bangkit dan tampil lebih baik di sisa musim,” kata Norris. McLaren kini fokus pada evaluasi mendalam terkait pengaturan mobil dan strategi tim untuk menghadapi balapan berikutnya.

Secara keseluruhan, kekecewaan yang dirasakan Lando Norris dan tim McLaren di GP Qatar menandakan bahwa tim masih memiliki pekerjaan besar untuk meraih hasil yang lebih baik di sisa musim 2024. Meskipun begitu, McLaren masih memiliki peluang untuk bangkit dan meraih performa yang lebih baik dalam balapan-balapan mendatang. Dengan fokus pada pengembangan mobil dan penyempurnaan strategi, tim ini berharap dapat kembali ke jalur kemenangan dan memperbaiki posisi mereka di klasemen konstruktor.

Pembalap Mick Schumacher Tinggalkan Mercedes Dan Fokus Ke Kelas Balap Lain

Pada tanggal 29 November 2024, Mick Schumacher mengumumkan keputusan besar dalam karier balapnya. Pembalap yang merupakan putra legenda Formula 1, Michael Schumacher, memutuskan untuk meninggalkan tim Mercedes setelah beberapa tahun menjalin kerja sama. Keputusan ini datang setelah performa yang kurang memuaskan dalam beberapa musim terakhir. Mick Schumacher mengungkapkan bahwa dia akan fokus untuk berkompetisi di kelas balap lain yang diyakini lebih sesuai dengan keahliannya.

Mick Schumacher mengungkapkan bahwa meskipun bekerja dengan Mercedes memberikan banyak pengalaman berharga, ia merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi kesempatan baru. Menurutnya, dia ingin mencoba tantangan baru di ajang balap yang mungkin lebih cocok untuk perkembangan kariernya. Keputusan ini bukanlah hal yang mudah bagi Schumacher, yang selama ini selalu dilihat sebagai penerus nama besar keluarga Schumacher di dunia F1.

Setelah meninggalkan Mercedes, Mick Schumacher menyatakan bahwa dia akan fokus pada balap di kelas yang berbeda, seperti balapan ketahanan atau bahkan menjajaki kemungkinan bergabung dengan tim balap lainnya di Formula 1 dengan tujuan mencari peluang lebih baik. Schumacher juga membuka kemungkinan untuk tampil di ajang-ajang yang lebih menantang seperti Le Mans atau World Endurance Championship (WEC), yang semakin populer di kalangan pembalap muda.

Keputusan untuk meninggalkan Mercedes bisa dilihat sebagai langkah berani bagi Mick Schumacher. Meski banyak yang berharap dia dapat sukses di Formula 1 bersama tim besar seperti Mercedes, langkah ini mungkin akan membuka peluang baru yang lebih baik untuknya. Langkah tersebut juga dapat mempercepat proses pencarian identitas balap Schumacher di kelas-kelas yang lebih sesuai dengan gaya balapnya.

Dengan hengkangnya Mick Schumacher dari Mercedes, dunia balap F1 dan penggemarnya kini akan menantikan langkah selanjutnya dari pembalap asal Jerman ini. Keputusannya untuk fokus di kelas balap lain memberikan sinyal bahwa Schumacher masih memiliki ambisi besar di dunia motorsport, meskipun tidak lagi berkarier di Formula 1. Langkah ini menunjukkan bahwa Mick Schumacher ingin meraih kesuksesan dengan cara yang berbeda, dan itu tentu menjadi hal yang menarik untuk diikuti.

Usai Kalah Lando Norris Sebut Max Verstappen Tak Punya Kelemahan Di F1

Setelah mengalami kekalahan dalam balapan terbaru di Formula 1, Lando Norris mengungkapkan penghargaannya terhadap kemampuan luar biasa Max Verstappen. Menurut Norris, pembalap Red Bull Racing itu menunjukkan kualitas yang sangat tinggi dan sulit dikalahkan. “Verstappen tidak punya kelemahan, dia sangat konsisten dan hampir selalu ada di posisi terdepan,” ujarnya dalam wawancara pasca balapan. Norris merasa bahwa Verstappen telah menguasai hampir setiap aspek balapan.

Musim 2024 memang didominasi oleh Max Verstappen, yang memperpanjang dominasinya sebagai pembalap top dunia. Bahkan meski berbagai tim berusaha mengejar ketertinggalan, Verstappen tetap tampil mengesankan dan memenangkan sebagian besar balapan. Kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh Verstappen mempertegas statusnya sebagai salah satu pembalap terbaik di sejarah F1. Norris, yang merupakan salah satu pembalap yang paling sering bersaing dengan Verstappen, mengakui keunggulan pembalap asal Belanda tersebut.

Meski kalah, Norris tetap memberikan respek tinggi kepada Verstappen. Dia menyebut Verstappen sebagai pembalap yang sangat profesional dan hampir tidak memberikan celah untuk tim lain. “Max sangat sulit ditandingi. Kami semua harus bekerja lebih keras untuk bisa menantangnya,” tambah Norris. Menghadapi Verstappen, Norris sadar bahwa tim McLaren harus terus berinovasi dan meningkatkan performa mobilnya agar dapat bersaing ketat.

Meski Verstappen dianggap sulit ditaklukkan, persaingan di F1 2024 tetap menarik. Banyak pembalap yang terus berusaha mengasah kemampuan mereka untuk dapat bersaing dengan Verstappen, termasuk Norris dan tim McLaren. Persaingan ketat ini memberi warna tersendiri bagi musim balapan, dengan pembalap-pembalap muda seperti Norris yang terus belajar dan berusaha mengejar ketertinggalan.

Lando Norris mengakui bahwa Max Verstappen adalah pembalap yang sangat sulit dikalahkan. Dengan konsistensinya yang luar biasa dan kemampuannya untuk menguasai hampir setiap aspek balapan, Verstappen tampil sebagai favorit kuat dalam kejuaraan dunia F1 2024. Meski begitu, persaingan di dunia F1 tetap sengit, dan para pembalap seperti Norris terus berusaha mengejar dan mengimbangi keunggulan Verstappen.

Kalle Rovanpera Uji Coba Mobil F1 Red Bull di Sirkuit Spielberg

Beberapa hari yang lalu, juara reli dunia Kalle Rovanpera menjalani pengalaman baru di balik kemudi mobil Formula 1, berkat kesempatan yang diberikan oleh Red Bull.

Rovanpera, yang telah meraih dua gelar juara WRC, menukar Toyota GR Yaris-nya dengan mobil F1 Red Bull untuk uji coba yang digelar di sirkuit Spielberg, Austria. Sebelum uji coba ini, Rovanpera melakukan kunjungan ke markas Red Bull Racing di Milton Keynes, di mana ia menjalani persiapan, termasuk pencetakan tempat duduk dan latihan di simulator.

“Kami mencetak tempat duduk khusus untuk memastikan saya nyaman di kokpit. Kemudian, saya mencoba simulator di pagi hari untuk merasakan perbedaan mengendarai mobil satu kursi dari berbagai kategori,” ungkap Rovanpera.

Pada kunjungannya ke Red Bull Ring minggu lalu, Rovanpera mulai dengan mengendarai mobil Formula 4, dilanjutkan dengan Formula Renault 3.5, sebelum akhirnya merasakan sensasi mengendarai mobil Formula 1 generasi hybrid milik Red Bull. Ia berhasil menyelesaikan antara 40 hingga 50 lap di sirkuit yang sudah dikenalnya sejak mengikuti Porsche Carrera Cup Benelux.

“Hari itu sungguh luar biasa. Saya mencoba tiga jenis mobil kursi tunggal yang berbeda,” kata Rovanpera. “Mengendarai mobil F1 sudah lama menjadi impian saya, jadi akhirnya mendapat kesempatan ini benar-benar pengalaman yang sangat berkesan. Hari itu berjalan lancar dan berakhir dengan perasaan yang sangat baik.”

Rovanpera juga menyoroti perbedaan besar antara mobil reli dan mobil F1, terutama dalam hal stabilitas dan cengkeraman. “Mobil reli cenderung lebih banyak bergerak karena memiliki suspensi yang lebih fleksibel, sementara mobil F1 terasa seperti go-kart dengan suspensi yang kaku dan daya cengkeram yang luar biasa,” ujarnya.

“Mobil F1 memiliki daya tekan aerodinamis yang kuat, memungkinkan kendaraan melaju dengan cepat saat melewati tikungan. Secara fisik juga sangat menantang, ada gaya g lateral yang tinggi, dan mobil dapat berhenti dengan sangat cepat. Posisi mengemudi juga berbeda, tapi sungguh pengalaman yang keren.”

Pada 2024, Rovanpera berencana mengikuti program WRC parsial bersama Toyota, yang memberinya waktu luang untuk mencoba berbagai balapan sirkuit. Tahun depan, ia akan kembali berkompetisi penuh di dunia reli.

Pengalaman ini menjadikan 2024 sebagai tahun yang tepat bagi Rovanpera untuk menguji mobil F1 bersama Red Bull, menambah namanya ke dalam daftar pembalap reli lintas disiplin, menyusul nama-nama besar seperti Colin McRae yang mengemudikan mobil Jordan pada 1996, Valentino Rossi bersama Ferrari dan Mercedes di awal 2000-an, Sebastien Loeb dengan Renault dan Red Bull, serta Sébastien Ogier dan Marc Marquez bersama Red Bull pada kesempatan sebelumnya.

Verstappen Punya Skenario Pertahankan Gelar Juara Dunia F1

Max Verstappen, pembalap andalan Red Bull Racing, telah memantapkan langkahnya menuju pertahanan gelar juara dunia Formula 1 (F1) untuk musim 2024. Setelah meraih tiga gelar juara berturut-turut, Verstappen kini fokus pada strategi untuk mengamankan gelar keempat. Dalam wawancara terbaru, ia mengungkapkan bahwa kunci kesuksesan di musim ini adalah menjaga konsistensi dan memanfaatkan kekuatan mobil Red Bull yang sangat kompetitif.

Verstappen menekankan bahwa, meskipun dirinya sudah memiliki peluang besar untuk mempertahankan gelar, fokus utamanya adalah pada performa di setiap balapan. “Tidak ada yang pasti di F1. Setiap balapan adalah tantangan, dan saya harus memastikan tidak ada kesalahan yang dilakukan, baik itu di trek maupun dalam strategi tim,” ujarnya. Pendekatan ini, menurutnya, adalah cara terbaik untuk menjaga kestabilan dan menghindari kegagalan pada momen krusial.

Salah satu faktor yang mendukung ambisi Verstappen adalah dominasi mobil Red Bull yang sangat kompetitif. Dengan mesin yang kuat dan pengaturan aerodinamika yang optimal, Red Bull telah menunjukkan keunggulan di hampir semua sirkuit. Verstappen juga mengakui betapa pentingnya peran tim dalam meraih hasil maksimal di setiap balapan, termasuk dalam hal pengaturan strategi pit stop dan pemilihan ban.

Meskipun Red Bull tampil dominan, Verstappen tetap menghadapi tantangan dari pembalap lain seperti Lewis Hamilton dan Charles Leclerc, yang berusaha memecahkan dominasi tim asal Austria tersebut. Verstappen harus tetap waspada terhadap pergerakan rival-rivalnya dan merespons situasi dengan cerdas, baik di sesi kualifikasi maupun di balapan utama.

Dengan waktu yang semakin dekat menuju akhir musim, Max Verstappen berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan gelar juara dunia F1 2024. Dengan strategi yang matang dan dukungan penuh dari tim Red Bull, Verstappen berharap dapat mengatasi setiap rintangan dan meraih kejayaan keempatnya. Dalam dunia F1 yang kompetitif, kesuksesan Verstappen bukan hanya bergantung pada kecepatan mobil, tetapi juga kemampuan tim dalam merancang dan menerapkan strategi yang tepat.

Tim Ferrari Tetap Realistis Soal Peluang Juara Konstruktor F1 2024

Jakarta – Tim Ferrari menyatakan sikap realistis mereka menjelang akhir musim Formula 1 2024. Meskipun telah menunjukkan performa yang meningkat di beberapa balapan terakhir, manajemen tim menegaskan bahwa mereka tidak ingin terbawa suasana optimisme berlebihan terkait peluang meraih gelar juara konstruktor.

Dalam beberapa balapan terakhir, Ferrari berhasil meraih podium dan menunjukkan kecepatan yang kompetitif. Pembalap utama tim, Charles Leclerc, dan rekan setimnya, Carlos Sainz, berhasil mencatatkan hasil yang menjanjikan. “Kami telah melakukan banyak pekerjaan untuk meningkatkan performa mobil. Namun, kami tetap harus realistis tentang posisi kami di klasemen,” ujar juru bicara tim Ferrari.

Saat ini, Ferrari berada di posisi ketiga dalam klasemen konstruktor, tertinggal dari tim-tim kuat seperti Mercedes dan Red Bull Racing. Meskipun ada peluang untuk mengejar posisi kedua, tim menyadari bahwa mereka membutuhkan hasil yang konsisten dan beberapa keberuntungan. “Kami menghormati lawan kami dan menyadari bahwa setiap balapan bisa menjadi tantangan. Kami akan terus berjuang hingga akhir,” tambahnya.

Ferrari juga menekankan pentingnya pengembangan mobil untuk musim depan. Tim akan terus berinvestasi dalam teknologi dan strategi untuk memastikan bahwa mereka bisa bersaing di level tertinggi. “Musim ini menjadi pelajaran berharga bagi kami. Kami harus belajar dari setiap balapan dan mempersiapkan diri dengan baik untuk 2025,” ungkap seorang teknisi tim.

Menjelang balapan berikutnya, Ferrari berharap untuk meraih hasil positif yang dapat memperkecil selisih poin dengan tim-tim di depan mereka. “Kami memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dan kami ingin menunjukkan kemampuan terbaik kami di lintasan,” ujar Leclerc.

Dengan pendekatan realistis dan fokus pada pengembangan jangka panjang, Ferrari menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi tantangan di akhir musim F1 2024. Meskipun peluang untuk meraih gelar juara konstruktor semakin kecil, semangat tim untuk terus berjuang dan berinovasi tetap menjadi kunci dalam upaya mereka kembali ke jalur juara di masa depan.

Michael Schumacher Pembalap Legenda Formula 1 Yang Tak Tertandingi

Pada 8 Oktober 2024, dunia Formula 1 kembali mengenang Michael Schumacher, pembalap legendaris yang telah meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam sejarah olahraga motor. Dengan tujuh gelar juara dunia dan 91 kemenangan Grand Prix, Schumacher menjadi simbol kehebatan dan ketekunan di lintasan balap. Meskipun ia telah pensiun, pengaruhnya terus terasa di kalangan penggemar dan pembalap muda yang terinspirasi oleh prestasinya.

Schumacher memulai kariernya di Formula 1 pada tahun 1991 dan segera menunjukkan bakat luar biasa. Ia meraih popularitas yang melesat berkat kecepatan dan kemampuannya mengendalikan mobil dengan presisi. Dominasi Schumacher terjadi saat ia membela tim Ferrari, di mana ia mencetak rekor sebagai pembalap pertama yang meraih lima gelar berturut-turut dari 2000 hingga 2004. Momen-momen bersejarahnya, seperti kemenangan di GP Spanyol 1996, menjadi bagian dari legenda yang mengelilinginya.

Setelah pensiun dari balapan, kehidupan Schumacher berubah drastis setelah kecelakaan serius pada tahun 2013 yang mengakibatkan cedera parah. Meskipun menghadapi tantangan besar dalam pemulihan, keluarga dan penggemar tetap optimis dan mendukungnya. Banyak yang berharap untuk melihatnya kembali ke dunia publik, dan tetap mengenang pencapaiannya sebagai pembalap yang tak tertandingi.

Keberhasilan Schumacher tidak hanya berdampak pada kariernya sendiri, tetapi juga membentuk generasi baru pembalap. Banyak pembalap saat ini, termasuk Lewis Hamilton, mengakui pengaruh Schumacher dalam karier mereka. Keberanian, dedikasi, dan semangat juang Schumacher menjadi teladan bagi mereka yang ingin meniti karier di dunia balap.

Pada momen peringatan ini, berbagai acara dan dokumentasi tentang karier Schumacher diselenggarakan di seluruh dunia. Penggemar, tim, dan pembalap merayakan warisannya dengan penuh rasa hormat. Michael Schumacher akan selalu dikenang sebagai salah satu pembalap terbaik sepanjang masa, yang tidak hanya mengubah wajah Formula 1, tetapi juga menyentuh hati jutaan orang di seluruh dunia dengan prestasinya yang luar biasa.

Mercedes Belum Tentukan Pengganti Lewis Hamilton, George Russell Siap Hadapi Tantangan Baru

Mercedes belum mengambil keputusan mengenai siapa yang akan menggantikan Lewis Hamilton yang dikabarkan akan bergabung dengan Ferrari pada 2025. George Russell, rekan setim Hamilton, menyebut banyak pebalap yang mengantri untuk menjadi tandemnya di musim depan.

Kepindahan Hamilton ke Ferrari mengejutkan banyak pihak, mengingat pebalap Inggris itu telah lama menjadi bagian dari tim Mercedes, baik saat berada di tim utama maupun saat masih membela McLaren. Keputusan ini pun mengguncang pasar transfer Formula 1, memunculkan berbagai spekulasi tentang siapa yang akan mengisi posisi kosong tersebut, terutama karena banyak pebalap yang kontraknya akan berakhir tahun ini.

Russell menanggapi isu ini dengan tenang, menyatakan bahwa ia tidak terlalu khawatir siapa yang akan menjadi rekan satu timnya, baik itu pebalap rookie atau yang sudah berpengalaman. “Akan menarik melihat apa yang terjadi beberapa bulan ke depan. Namun, saya sudah menjadi rekan setim dari pebalap yang mungkin adalah yang terbaik dalam sejarah selama dua tahun terakhir, dan saya tak masalah siapapun yang akan bertandem dengan saya,” ungkap Russell, seperti dikutip dari situs resmi F1.

Ia juga menekankan pentingnya memiliki harmoni antara pebalap dalam tim. “Saya pikir penting bagi tim manapun untuk memiliki harmoni yang baik antar pebalap, karena itu akan berdampak pada seluruh teknisi dan seluruh anggota tim. Tapi pada akhirnya, keputusan ada di tangan Toto (Wolff, principal Mercedes) dan juga direksi tim,” tambahnya.

Dengan berbagai spekulasi yang beredar dan banyaknya pebalap yang berpotensi masuk, Mercedes menghadapi tantangan menarik menjelang musim depan. Russell pun merasa optimis dapat membantu tim bergerak maju, apapun keputusan yang diambil oleh manajemen tim.