Jakarta (artboxdesign) – Petenis peringkat tiga dunia, Coco Gauff, sukses mengalahkan petenis nomor satu dunia, Aryna Sabalenka, di babak semifinal WTA Finals di Riyadh, Sabtu. Kemenangan ini mengantarkan Gauff ke final setelah mengatasi perlawanan Sabalenka dengan skor 7-6(4), 6-3.
Petenis Amerika berusia 20 tahun ini mencatatkan sejarah sebagai petenis ketiga sejak 2010 yang berhasil menaklukkan peringkat satu dan dua dunia di WTA Finals. Dengan hasil ini, Gauff menjadi petenis termuda yang mencapai final turnamen ini sejak Caroline Wozniacki pada tahun 2010, serta termuda yang mengalahkan peringkat satu dunia di WTA Finals sejak Maria Sharapova pada 2004.
Kemenangan ini membawa Gauff selangkah lebih dekat untuk menjadi juara WTA Finals termuda sejak Sharapova pada 2004. Di partai final, Gauff akan bertanding melawan peraih medali emas Olimpiade, Zheng Qinwen, yang mengalahkan juara Wimbledon, Barbora Krejcikova, dalam pertandingan semifinal lainnya.
Pertandingan semifinal yang berlangsung pada Jumat (8/11) ini mempertemukan dua petenis dengan rekor terbaik di lapangan keras. Sabalenka memimpin tur dengan 40 kemenangan di lapangan keras, sementara Gauff berada tepat di belakangnya dengan 33 kemenangan.
Di set pertama, Gauff berhasil memecahkan kebuntuan saat kedudukan 4-4, mengandalkan forehand yang solid untuk unggul atas Sabalenka. Dengan konsistensi yang kuat dalam servis, Gauff mampu mengungguli Sabalenka di momen-momen penting set pertama yang ketat.
“Saya sudah bekerja keras untuk servis saya sejak turnamen Wuhan, dan itu membantu saya mengamankan 21 poin. Fokus pada perbaikan servis membuat saya lebih percaya diri,” ujar Gauff kepada WTA.
Saat Sabalenka mencoba menyamakan kedudukan di 6-5, Gauff mematahkan servis Sabalenka untuk memaksakan tiebreak. Gauff unggul 4-0 di tiebreak sebelum Sabalenka mencoba bangkit, namun kesalahan yang dilakukannya memberi Gauff set pertama.
Sabalenka mengakui permainan Gauff yang konsisten. “Dia mendapatkan beberapa poin keberuntungan di akhir set pertama, dan saya sempat kehilangan fokus di sana,” ujar Sabalenka.
Gauff membawa momentum ke set kedua, membuka keunggulan 4-1 dan mengakhiri pertandingan dengan kemenangan atas peringkat satu dunia, memperkuat dominasinya setelah sebelumnya mengalahkan Swiatek di Cincinnati musim panas lalu.
Meskipun kalah, Sabalenka akan tetap mengakhiri musim 2024 sebagai peringkat satu dunia.