Keinginan untuk mengembalikan mesin V10 dalam ajang Formula 1 semakin menarik perhatian banyak pihak. Baru-baru ini, Christian Horner, kepala tim Red Bull Racing, menyatakan dukungannya terhadap usulan yang disampaikan oleh Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, untuk mempertimbangkan penggunaan mesin konvensional berbahan bakar ramah lingkungan di masa depan.
Usulan tersebut muncul awal bulan ini, di mana Ben Sulayem menyarankan F1 untuk menjajaki kemungkinan kembali menggunakan mesin konfigurasi V10 yang lebih sederhana, namun tetap mempertahankan komitmen terhadap keberlanjutan dengan bahan bakar ramah lingkungan. Sebagai bagian dari regulasi baru, mulai tahun depan F1 akan beralih menggunakan bahan bakar sintetis sepenuhnya dan memperkenalkan unit tenaga baru. Sistem ini akan menggabungkan mesin pembakaran internal V6 dengan motor listrik MGU-K.
Namun, Horner menyampaikan bahwa dia lebih mendukung pengembalian mesin V10 di masa depan. Menurutnya, mesin ini bisa menghadirkan elemen yang lebih menarik dalam balapan Formula 1. “Jika kita melihat masa depan F1 dengan mesin yang lebih ramah lingkungan, saya rasa itu memberi banyak peluang yang menarik. Meskipun kita akan beralih ke mesin yang sangat canggih dan mahal mulai 2026, saya pribadi akan senang jika mesin V10 kembali digunakan,” ujar Horner. Ia percaya mesin V10 dengan bahan bakar berkelanjutan bisa menghadirkan pengalaman yang lebih autentik dan menyenangkan baik untuk penggemar maupun para pembalap.
Salah satu alasan kuat yang disampaikan Horner adalah bahwa kembalinya mesin V10 akan mengembalikan suara khas yang sudah lama hilang dalam ajang F1. Menurutnya, suara menggema dari mesin V10 yang khas akan memberikan sensasi tersendiri dan menciptakan pengalaman balap yang lebih memikat bagi penonton. “Jika mesin ini diperkenalkan kembali, kita akan mendengar suara ikonik dari mesin V10 yang memukau. Ini akan sangat menarik dan dinantikan banyak orang, terutama dengan peraturan yang ada sekarang,” tambahnya.
Meski begitu, kemungkinan mesin V10 kembali digunakan baru bisa terwujud pada tahun 2030. Namun, banyak penggemar F1 yang optimis bahwa mesin aspirasi alami ini akan memberikan daya tarik baru yang membuat balapan lebih autentik dan mendalam.
Sementara itu, di pekan yang sama, Ben Sulayem kembali menekankan pentingnya inovasi dalam dunia motorsport melalui akun media sosialnya. “Peluncuran F1 di London pekan ini telah membuka diskusi positif tentang masa depan olahraga ini. Kita harus memikirkan berbagai opsi, termasuk mengembalikan suara legendaris mesin V10 dengan bahan bakar ramah lingkungan. Yang terpenting adalah mendukung tim dan pabrikan untuk mengelola biaya riset dan pengembangan,” tulisnya.
Dengan banyaknya perhatian terhadap rencana ini, masa depan teknologi mesin di F1 akan sangat bergantung pada keputusan-keputusan besar yang akan diambil dalam beberapa tahun ke depan. Jika mesin V10 yang ramah lingkungan kembali digunakan, ini bisa menjadi langkah penting menuju era baru balapan F1 yang lebih menarik dan berkelanjutan.