Keputusan Berani Shai Gilgeous-Alexander: Tak Gunakan Agen

https://artboxdesign.biz

Keputusan yang cukup mengejutkan datang dari Shai Gilgeous-Alexander, salah satu bintang muda paling bersinar di NBA dan pemain andalan Oklahoma City Thunder. Pemain berusia 26 tahun ini baru saja mengumumkan bahwa ia akan berpisah dengan agennya, Thad Foucher dari Wasserman, dan memilih untuk menjadi agensi dirinya sendiri. Keputusan ini menjadi sorotan karena tidak hanya jarang terjadi, tetapi juga bisa membuka babak baru dalam kariernya yang semakin gemilang.

Meskipun alasan pasti di balik perpisahan ini belum dijelaskan secara rinci, langkah Gilgeous-Alexander untuk mewakili dirinya sendiri menimbulkan berbagai spekulasi, baik dari penggemar maupun analis NBA. Gilgeous-Alexander menegaskan bahwa meski ia tidak lagi menggunakan agen untuk urusan kontrak, ia akan tetap melibatkan perwakilan untuk urusan lain di luar lapangan, seperti bisnis dan sponsor.

Memasuki Era Baru dalam Kariernya

Keputusan ini datang pada saat yang tepat, mengingat Gilgeous-Alexander kini berada di jalur yang tepat untuk meraih MVP pertamanya. Musim ini, ia memimpin Oklahoma City Thunder dengan performa luar biasa, mencatatkan 32,5 poin, 6,1 asis, dan 5,1 rebound per pertandingan. Penampilannya yang sangat konsisten membuat Thunder meraih rekor 44-10, menjadikannya salah satu pemain yang paling dibicarakan di liga.

Selain itu, Gilgeous-Alexander saat ini berpeluang untuk menandatangani perpanjangan kontrak supermax dengan Thunder, yang bisa bernilai hingga $294,3 juta selama empat tahun ke depan, menjadikannya tetap bersama tim hingga musim 2030-2031. Dengan kesepakatan yang relatif sederhana ini, keputusan Gilgeous-Alexander untuk tidak bergantung pada agen semakin masuk akal, mengingat kontraknya yang tidak akan melibatkan banyak negosiasi.

Mengikuti Jejak Atlet Lain

Gilgeous-Alexander bukanlah satu-satunya atlet yang memilih untuk mewakili dirinya sendiri dalam urusan kontrak. Sejumlah atlet ternama lainnya, seperti Lamar Jackson dari Baltimore Ravens dan Bobby Wagner dari Washington Commanders, juga sudah memulai langkah serupa. Jackson, misalnya, berhasil menegosiasikan kontraknya senilai $260 juta tanpa bantuan agen. Begitu pula dengan Wagner, yang telah menjadi agennya sendiri sejak 2019, dan berhasil menuntaskan kesepakatan kontrak dengan sukses.

Keputusan Gilgeous-Alexander ini semakin menunjukkan bahwa dunia olahraga profesional mungkin sedang memasuki era baru di mana lebih banyak atlet yang memilih untuk mengambil kendali penuh atas karier mereka, tanpa bergantung pada agen untuk urusan kontrak. Bagi para pemain muda lainnya, langkah Gilgeous-Alexander bisa menjadi contoh untuk lebih mandiri dalam merencanakan masa depan mereka.

Bagi penggemar Oklahoma City Thunder, keputusan ini juga menjadi tanda bahwa Gilgeous-Alexander benar-benar berkomitmen pada tim dan masa depannya di NBA. Dengan musim yang luar biasa ini dan potensi kontrak supermax yang menanti, bintang muda ini jelas akan menjadi pusat perhatian di tahun-tahun mendatang, dan Thunder berharap bisa terus mempertahankan pemain bintang mereka dalam perjalanan menuju kesuksesan yang lebih besar lagi.

Pertemuan Kembali: Ben Simmons Akan Bermain Bersama James Harden di Clippers

Drama pertukaran pemain besar yang melibatkan Ben Simmons dan James Harden pada 2022 masih membekas dalam ingatan banyak penggemar NBA. Keputusan tersebut menyaksikan Simmons meninggalkan Philadelphia 76ers untuk bergabung dengan Brooklyn Nets, sementara Harden bergabung dengan Sixers. Namun, kini keduanya akan kembali bersatu dalam satu tim setelah Simmons menyetujui buyout dengan Nets dan bersiap untuk menandatangani kontrak dengan Los Angeles Clippers.

Simmons, yang saat ini berada di tahun terakhir kontrak lima tahunnya dengan Sixers, dijadwalkan menjadi free agent pada musim panas mendatang. Selain Clippers, Simmons juga dikabarkan sempat melakukan pertemuan dengan Cleveland Cavaliers, membuka berbagai kemungkinan untuk karirnya ke depan.

Namun, perjalanan Simmons dalam beberapa tahun terakhir di NBA bisa dibilang penuh liku. Sejak meninggalkan Sixers, Simmons hanya bermain dalam 42 pertandingan atau kurang dalam empat musim berturut-turut. Bahkan, ia melewatkan seluruh musim 2021-2022 karena masalah dengan Sixers dan cedera punggung setelah pindah ke Nets.

Masa kariernya bersama Brooklyn Nets juga tak berjalan sesuai harapan. Dalam 90 pertandingan yang ia jalani, Simmons hanya rata-rata bermain sekitar 25,4 menit per game, mencatatkan 6,5 poin, 6,2 rebound, dan 6,3 assist. Cedera yang datang bertubi-tubi, terutama cedera punggung dan masalah saraf yang dialaminya selama periode 2022-2024, mempengaruhi kinerjanya di lapangan.

Sebelum masa-masa sulit ini, Simmons pernah menunjukkan potensinya di Philadelphia. Sebagai Rookie of the Year pada 2018, Simmons langsung menunjukkan kualitas luar biasa di lapangan. Selama empat musim bersama Sixers, ia mencatatkan rata-rata 15,9 poin, 8,1 rebound, dan 7,7 assist dalam 275 pertandingan. Simmons bahkan terpilih menjadi NBA All-Star selama tiga musim berturut-turut.

Namun, setelah kegagalan Sixers di playoff 2021, situasi berubah drastis. Simmons menjadi pusat kekecewaan fans Sixers dan akhirnya meminta untuk dipertukarkan. Hal ini berujung pada pertukaran besar dengan Nets yang menyertakan Andre Drummond, Seth Curry, dan dua pilihan draft putaran pertama, sementara Sixers menerima James Harden dan Paul Millsap.

Sayangnya, Harden juga mengalami masalah serupa di Sixers, terutama dengan manajer umum Daryl Morey. Sama seperti Simmons, Harden meminta untuk dipertukarkan dan akhirnya diperdagangkan ke Clippers, di mana Sixers memperoleh Marcus Morris, Nicolas Batum, Kenyon Martin Jr., dan Robert Covington sebagai gantinya.

Los Angeles Clippers sendiri dikenal memiliki catatan apik dalam mengakuisisi pemain melalui buyout dalam beberapa tahun terakhir, seperti yang dilakukan mereka dengan Russell Westbrook, Nicolas Batum, dan Reggie Jackson. Kini, mereka berharap bisa mengulang kesuksesan tersebut dengan kedatangan Ben Simmons, yang diharapkan bisa kembali ke performa terbaiknya di Clippers.

Tujuh Laga Tanpa Kemenangan, Rajawali Tumbang di Markas Dewa United

Nestapa Rajawali Medan tampaknya masih belum berakhir di IBL 2025. Bertandang ke markas Dewa United Banten, mereka harus menelan kekalahan telak dengan skor 104-80, pada Rabu (5/2). Kekalahan ini menambah derita Rajawali yang kini menjadi tim pertama di musim ini yang mengalami tujuh kekalahan beruntun, tanpa sekalipun mencicipi kemenangan.

Tak hanya Rajawali, satu tim lain yang juga belum meraih kemenangan adalah Bima Perkasa Jogjakarta. Namun, Rajawali kini berada dalam posisi yang lebih sulit karena sudah menjalani tujuh pertandingan tanpa hasil positif.

Dewa United Dominasi Sepanjang Pertandingan

Sejak awal laga, Dewa United Banten langsung menguasai jalannya pertandingan. Rajawali bahkan tidak sekalipun memimpin dalam laga ini. Kuarter pertama menjadi mimpi buruk bagi tim tamu, dengan Dewa United mencetak 36 poin dan unggul 16 poin memasuki kuarter kedua. Dengan keunggulan sejak awal, tim asuhan Pablo Favarel semakin nyaman mendominasi hingga akhir pertandingan.

Lester Prosper tampil sebagai bintang utama bagi Dewa United. Ia mencatatkan double-double dengan 21 poin dan 15 rebound, yang menjadi catatan poin tertingginya di musim ini setelah sebelumnya membukukan 27 poin melawan Pelita Jaya Jakarta.

Tak hanya Prosper, Pape Dime yang dipercaya menjadi starter juga tampil gemilang dengan 20 poin, 8 rebound, 4 asis, dan 5 blok. Keakuratannya juga impresif dengan hanya dua kali gagal dari 11 percobaan tembakan.

Kontribusi Pemain Kunci Dewa United
Dewa United tampil solid dengan banyak pemain yang memberikan kontribusi signifikan:

  • Kaleb Ramot Gemilang dan Gelvis Solano masing-masing menyumbang 16 poin.
  • Kaleb sangat efektif dari tripoin, memasukkan 5 dari 8 percobaan dalam waktu 23 menit bermain.
  • Gelvis Solano, yang turun dari bangku cadangan, juga tajam dengan 6/9 tembakan selama 19 menit bermain.
  • Jordan Adams, pemain dengan menit bermain terbanyak untuk Dewa United (29 menit), berhasil mencetak 15 poin dari 5/11 tembakan.

Rajawali Medan Kembali Tanpa Kemenangan

Rajawali Medan masih belum bisa keluar dari keterpurukan. Chris Seeley yang absen dalam laga ini membuat Quintin Dove harus bekerja ekstra keras. Dove tampil sebagai pencetak angka terbanyak dalam pertandingan dengan 31 poin, 8 rebound, dan 5 asis, meskipun efisiensinya kurang maksimal dengan 10/24 tembakan.

Selain Dove, Dennis Clifford dan Darryl Sebastian juga berusaha memberikan perlawanan. Clifford mencetak 15 poin, 9 rebound, dan 4 steal, sementara Darryl Sebastian menambahkan 15 poin dan 4 asis dalam 23 menit bermain. Namun, usaha mereka masih belum cukup untuk mengimbangi agresivitas Dewa United.

Rekor Kemenangan Dewa United atas Rajawali

Kemenangan ini semakin memperpanjang dominasi Dewa United atas Rajawali Medan. Sejak tim ini masih bernama Evos Thunder, mereka sudah bertemu sebanyak tujuh kali, dengan Dewa United hanya kalah sekali, yang terjadi pada pertemuan kedua. Sejak kekalahan tersebut, Dewa United selalu menang dengan selisih poin yang cukup jauh.

Saat ini, Dewa United memiliki rekor kemenangan (4-3) dan akan tetap bermain di kandang untuk menjamu Tangerang Hawks dalam laga berikutnya. Sementara itu, Rajawali Medan harus menunggu hingga 14 Februari untuk kembali bertanding, di mana mereka akan menghadapi Hangtuah Jakarta sebagai tim tamu.

Akankah Rajawali bisa bangkit dari keterpurukan mereka, atau justru semakin tenggelam di dasar klasemen? Menarik untuk ditunggu kelanjutannya di IBL 2025!